Halo, namaku Shagina, umurku 10 tahun. Langsung ke ceritaku ya...
Pagi hari, aku sudah siap berangkat sekolah, aku mengambil sepeda biruku, dan berpamitan pada orang tua.
Saat di jalan, aku bertemu salah satu teman sekelasku, namanya Kaila. Aku sapa dia, tapi, apa yang dia katakan? "Masa berangkat sekolah pakai sepeda, seperti aku nih, pakai mobil. Huuuuuu, sudah enggak jaman tau..." katanya dari dalam mobil. Aku yang mendengarnya kaget, dalam hati aku hanya mendo'akan dia, agar sikapnya berubah.
Sesampainya di kelas...
"Selamat pagi teman-teman..." sapaku dengan tersenyum. "Pagi juga Shagina," jawab teman-temanku. "Heh Gina, jangan sok nyapa deh. Kamu cari perhatiankan..." kata Kaila dengan sinis. "Enggak kok, aku hanya ingin menyapa teman-teman," jawabku dengan santai. "Kaila, ubah sikapmu. Sikapmu itu selalu bikin orang kesal tau," kata Rita, salah satu sahabatku. "Terserah aku dong. Sikap sikap aku. Jangan ngatur-ngatur. Kamu tuh siapa aku sih," kata Kaila yang membuat Rita semakin marah. "Tenang Rita. Kaila enggak akan mau nurut," kataku. "Terus gimana caranya ngerubah sikap dia?" tanya Rita. "Kita ngomong sama mamanya saja. Pasti mamanya tau gimana caranya ngerubah sikap dia," kataku. "Ide bagus. Kita ajak teman-teman yang lain juga," usul Rita. "That a good idea," kataku sambil mengacungkan jempol. "Hm, percuma. Mamaku enggak akan percaya sama kalian. Mamaku cuma percaya sama aku..." kata Kaila yang mendengar obrolan kami. "Kami akan terus berusaha La," kata Rita. "What ever," kata Kaila.Tiba-tiba, ada sebuah ide dalam otakku. Aku langsung membisikkan ideku itu pada Rita. Rita langsung mengangguk-angguk. "La, ubah sikapmu itu. Kami tidak senang dengan sikapmu La," kataku. "What ever. Bukan urusanku," kata Kaila. "La, kalau sikapmu seperti ini terus, kami males sahabatan sama kamu," kataku lagi. "Ya terserah, nanti kalian akan di marahin mamaku. Karena enggak mau sahabatan sama aku," kata Kaila. Aku hanya diam, lalu melihat Rita dan mengedipkan mata.
Kring........... Bel pulang sekolah berbunyi.
Aku dan Rita bersepeda menuju rumah Kaila. Dan untungnya Kaila belum pulang.
Di rumah Kaila...
"Tante, kami hanya ingin menyerahkan sesuatu," teriakku dan Rita dari luar rumah Kaila. Lalu keluarlah mama Kaila. "Apa yang ingin kalian serahkan?" tanya mama Kaila dengan lembut. "Ini tante. Kami harap tante bisa merubah sikap anak tante di sekolah," kataku. "Terima kasih," kata mama Kaila, lalu masuk rumah. Aku dan Rita segera pulang ke rumah. Saat sedang di jalan, kami bertemu Kaila.
Keesokan harinya...
"Selamat pagi teman-teman," sapa Kaila. "La, sikapmu sudah berubah?" tanyaku dan Rita. "Ya, setelah di marahin mama. Gara-gara rekaman dari kalian. Aku minta maaf ya," kata Kaila. "Ya," jawabku dan Rita. Akhirnya, aku, Rita, dan Kaila bersahabat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar