Hai!!! Namaku Shakira Putri Amanda. Aku bisa di panggil, Shakira, Putri, dan Amanda. Tapi, aku lebih suka jika di panggil Shakira. Umurku 12 tahun.
Pagi hari, tepat pukul setengah 5. Aku bangun, dan segera shalat subuh. Seusai shalat, aku langsung membereskan tempat tidur, lalu mandi.
"Bunda!!! Aku lapar!!!" teriakku seusai mandi. "Iya sayang... Bunda buatkan makanan dulu ya," kata bunda yang baru keluar dari kamar. "Shakira, jangan teriak-teriak dong! Masih pagi sudah bikin ribut," kata kakak Shakira, Sasha. "Maaf kak, habisnya, aku sudah sangat lapar," jawabku sambil meringis. "Tapi jangan teriak-teriak dong! Kayak anak kecil tau" kata Kak Sasha, lalu pergi. "Shakira, kemari nak. Makanannya sudah siap..." panggil bunda dari ruang makan. "Iya bunda..." jawabku.
"Bunda, aku ingin lihat adik-adik bayi di panti asuhan... Boleh enggak aku ke panti asuhan?" tanyaku pada bunda. "Boleh kok. Kakak juga mau ikut?" tanya bunda. "Mau banget. Eh, Ra, dapet ide dari mana? Kok tiba-tiba mau ke panti?" kata Kak Sasha. "Lagi pengen lihat anak bayi. Jadi aku ngajak ke panti," jawabku dengan tersenyum lebar. "Setelah makan, mandi, ganti baju, lalu ke panti ya..." kata bunda. "SIAP BUNDA!" kataku dan Kak Sasha bersamaan.
Setelah aku, Kak Sasha, dan bunda sudah siap, kami masuk ke mobil, dan berangkat ke panti asuhan bayi. "Bunda, aku enggak sabar nih lihat adik-adik bayi..." kataku yang duduk di kursi tengah. "Kakak juga enggak sabar nih!" kata Kak Sasha dengan semangat. Bunda hanya tersenyum.
Saat sampai di panti asuhan bayi, aku dan Kak Sasha langsung pergi ke ruang bayi, di antar pegawai panti. Sedangkan bunda, bunda ngobrol bersama pemilik panti. Saat sampai di ruang bayi, aku langsung tersenyum lebar, dan menuju salah satu bayi. Aku mencubit pipinya, dan memegang tangannya, sambil berkata, "Kamu lucu banget sih!" Lalu pergi ke bayi yang lain, mengucapkan kata itu lagi. Begitu pula Kak Sasha. Saat aku melihat bayi yang ke-5, dia langsung menangis. Ingin di gendong. Aku yang tidak tau cara menggendong bertanya pada pegawai panti. Dan pegawai panti mempraktikkan cara menggendong. Aku pun mencobanya, dan berhasil, tapi masih kaku. Sedangkan Kak Sasha, dia terlihat mahir menggendong bayi. Mungkin, saat aku bayi, dia yang menggendongku. Lalu, dalam hati aku berkata, "Aku ingin punya adik nih. Meskipun sudah punya kakak, tapi belum puas jika belum punya adik." Aku pun mendekati Kak Sasha, dan bertanya. "Kak, mau punya adik lagi enggak?" Kak Sasha pun menjawab, "Mau banget. Pengennya masih bayi, supaya masih bisa gendong-gendong." "Iya kak." "Kamu suka bayi yang mana? Kalau kakak suka yang kamu gendong." "Sama kak. Dia manis sekali." "Kita tanya biodatany yuk!" "Ayo." "Permisi bu, kalau boleh tau, kami ingin tau biodata bayi yang adik saya gendong," kata Kak Sasha. "Dia lahir di Kalimantan, 16 September, umurnya 4 bulan, laki," belum selesai bicara, aku dan Kak Sasha teriak, "HAH!" "Adik, jangan teriak-teriak, nanti adiknya bangun lho!" kata pegawai panti sambil tersenyum. "Maaf. Habis, kami pikir, dia perempuan," kataku. "Tidak, dia laki-laki, namanya Rio," lanjut pegawai panti. Terima kasih bu," kata Kak Sasha. "Kak, beritahu bunda kalau kita suka bayi ini yuk," kataku dengan semangat. "Ayo. Permisi dulu ya bu," kata Kak Sasha. "Bunda, kami suka bayi ini," kataku. "Tante, boleh kami pinjam bayi ini selama 2 minggu?" tanya Kak Sasha pada pemilik panti. "Silahkan adik," kata pemilik panti dengan tersenyum. "YE!" teriakku dan Kak Sasha. "Bu, kami pulang dulu ya. Assalamualaikum," kata bunda. "Waalaikumsalam," kata pemilik panti. Di mobil, aku sibuk mencubiti pipi bayi yang ku pinjam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar